Minggu, 29 Desember 2013

Artikel ilmiah nilai-nilai filosofi pencak silat

PENERAPAN NILAI-NILAI FILOSOFI PENCAK SILAT TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SISWA/I SEKOLAH DASAR
Johansyah dan Yulinar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan prilaku siswa-siswi melalui penerapan nilai-nilai filosofi pencak silat dalam pembelajaran muatan lokal tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2013, di Sekolah Dasar Negeri Ciparigi, Kota Bogor. Metode ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dengan pemberian tindakan awal pembelajaran berupa pengenalan nilai-nilai filosofi pencaksilat beserta contohnya, tahap berikutnya dilakukan tindakan pemberian penghargaan dan hukuman kepada siswa. Tehnik pengambilan data penelitian dilakukan dengan metode observasi terbuka dengan menggunakan format check list dan mencatat kejadian yang terjadi dilapangan selama pembelajaran.
Hasil dari penelitian ini adalah siswa-siswi mengetahui dan memahami nilai-nilai filosofi pencak silat dan terjadinya perubahan prilaku positif yang bertahap dari sebelum pemberian tindakan hingga pemberian tindakan pada siklus 1 hingga siklus 2. Pada siklus 1 prosentase prilaku nilai-nilai filosofi pencaksilat mencapai jumlah 66.66% dari jumlah keseluruhan siswa-siswi dan kenaikan hasil prosentase pada siklus 2 mencapai 100%.
Kata-kata kunci: nilai-nilai filosofi pencak silat, perubahan perilaku

Pendahuluan
Proses pembelajaran muatan lokal pencak silat guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, fair play, kerjasama, nilai-nilai filosofi pencak silat dan lain-lain). Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Guru dituntut tidak hanya mengajarkan gerak dasar dan keterampilan saja, namun guru harus dapat mengajarkan nilai filosofis pencak silat yang ada dalam ajaran falsafah budi pekerti luhur pencak silat. Hal ini sesuai dengan konsep dasar bahwa guru sebagai pendidik karakter.
Kenyataan aktivitas pendidikan jasmani yang ada di Sekolah Dasar SDN Ciparigi Kota Bogor berbeda dari gambaran pembelajaran muatan lokal yang tertulis di atas. SDN Ciparigi adalah sekolah dasar standar nasional yang terletak di dalam perkampungan masyarakat, sekolah ini memiliki siswa lebih dari 300 siswa. Letak sekolah di sekelilingi oleh pemukiman warga.
Perilaku yang terlihat adalah siswa kurang disiplin dengan tidak menghargai waktu dan mengahargai guru. Siswa-siswi tidak langsung berkumpul dan berbaris dilapangan, melainkan yang mereka lakukan adalah berbincang-bincang dan bercanda dengan teman lainnya, siswa tidak menyadari bahwa guru sudah siap berada ditengah lapangan menunggu. Perilaku yang mencerminkan kurang disiplin pun terlihat saat siswa-siswi berpakaian dengan tidak rapih.
Hal inilah yang memicu peneliti untuk memberikan perlakuan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota Bogor dengan menerapkan nilai-nilai filosofi pencak silat yang ada didalam ajaran nilai-nilai filosofi pencak silat pada aktivitas pembelajaran muatan lokal agar dapat diaplikasikan dilapangan serta dikehidupan sehari–hari oleh semua siswa.
Masalah dapat dirumuskan Apakah penerapan nilai-nilai filosofi pencak silat dalam pembelajaran muatan lokal kelas 4 sekolah dasar dapat merubah perilaku siswa-siswi SDN Ciparigi Kota Bogor?
Landasan Teori
Nilai adalah sesuatu yang diyakini, dipegang dan dipahami secara rasional serta dihayati secara efektif (mendalam) sebagai sesuatu yang berharga dan yang baik untuk acuan hidup dan motivasi hidup nilai seseorang diukur melalui tindakannya. sedang falsafah sebagai kegandrungan mencari hikmah kebenaran serta kearifan dan kebijaksanaan dalam hidup dan kehidupan manusia. Pengertian tersebut berkaitan dengan kata “ phio ” yang berarti love atau kegandrungan dan “ sophia “ yang berarti wisdom atau kearifan dan kebijaksanaan. (Noto;1997;38)
Falsafah pada dasarnya adalah pandangan dan kebijaksanaan hidup manusia dalam kaitan dengan nilai-nilai budaya, nilai sosial, nilai moral dan nilai agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Falsafah budi pekerti luhur menentukan ukuran kebenaran, keharusan, dan kebaikan bagi manusia pencak silat dalam mempelajari, melaksanakan dan menggunakan pencak silat maupun dalam bersikap, berbuat dan bertingkah laku serta merupakan jiwa dan sumber motivasi dalam pelaksanaan dan penggunaan pencak silat, karena itu falsafah budi pekerti luhur merupakan falsafahnya pencak silat.
Ajaran falsafah budi pekerti dijiwai oleh nilai-nilai pencak silat adalah ajaran falsafah budi pekerti luhur diantaranya Taqwa, Tanggap, Tangguh, Tanggon, dan Trengginas..
-     Taqwa berarti beriman teguh kepada Tuhan YME dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
-     Tanggap berarti peka, peduli, antisipatif, pro aktif dan mempunyai kesiapan diri terhadap setiap perubahan dan perkembangan yang terjadi berikut semua kecenderungan.
-     Tangguh berarti keuletan dan kesanggupan mengembangkan kemampuan.
-     Tanggon (bahasa jawa) berarti sanggup menegakan keadilan, kejujuran dan kebenaran, tangguh, konsisten dan konsekuen memegang prinsip.
-     Trengginas (bahasa jawa) berarti enerjik, aktif, eksploratif, kreatif, inovatif, berfikir kemasa depan (prospektif) dan mau bekerja keras untuk mengejar kemajuan.(Noto).
Istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni,bela diri dan kebatinan. Pencak silat dalah hasil budaya manusia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya).

Sedangkan perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (antonius). Munculnya perilaku manusia didahului oleh adanya suatu rangsangan, kemudian setelah rangsangan itu ditangkap oleh reseptor akan diteruskan ke diskriminator dan selanjutnya dikirim ke efektor (pelaksana) sehingga akhirnya muncul respon berupa perilaku manusia.
Kurikulum muatan lokal menurut surat keputusan Dirjen tahun 1987 adalah kurikulum yang diperkaya dengan materi pelajaran yang ada dilingkungan setempat. Materi pelajaran tersebut dimasuk-masukkan kedalam berbagai bidang studi. (http://www.masbied.com Akses tanggal 12 juni 2013)Dengan kata lain kurikulum muatan lokal adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang bersifat desentralisasi sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan relevansi terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang yang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6  tahun mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Pelajar Sekolah Dasar umumnya berusia & sampai 12 tahun. Menurut Santrock, 1998, anak usia akhir sesungguhnya dikelilingi oleh 3 lingkungan yang berbeda, yakni keluarganya, teman sebayanya dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan ini membawa dampak yang berbeda-beda terhadap tumbuh kembang anak.
            Perkembangan pembelajaran muatan lokal sudah terlihat sedikit baik dalam pembuatan serta penerapan kurikulumnya, yang harus ditambah adalah perbaikan sikap dan perilaku dari siswa-siswii itu sendiri. Maka dari itu peran guru atau pelatih pencak silat harus terus berani bergerak untuk menyebarkan dan mengamalkan nilai-nilai filosofi pencak silat kepada seluruh khalayak masyarakat dan tentunya melalui bidang pendidikan siswa-siswi pelajar sekolah, baik itu tinggkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupun mahasiswa.
Metode Penelitian
            Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil, dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota Bogor.  Waktu yang dilaksanakan pada penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2013.
            Metode penelitian yang digunakan adalah metode Class Room Research, atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek penelitian ini menggunakan  kelas 4 tahun ajaran 2012/2013 dari Sekolah Dasar Negeri Ciparigi Kota Bogor.
Metode Observasi Terbuka (Check List). Peneliti dan kolabor menuliskan kejadian selama pembelajaran sedang berlangsung sesuai dengan Sub Indikator yang tertulis dalam format observasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisa data yang terkumpul dilakukan dengan mencari sumber data dalam penelitian yaitu siswa dan guru / pelatih muatan lokal, dengan jenis data kualitatif naturalistik diperoleh langsung dari observasi.
Hasil
Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Siklus 1
Dalam melihat kondisi awal perilaku siswa SDN Ciparigi dilakukan pengamatan selama pembelajaran yang menghasilkan banyak tingkah laku atau perbuatan yang kurang baik, tidak disiplin dan lebih dari setengah kelas siswa yang berperilaku tidak menghargai guru dan sesama teman serta kurang bertanggung jawab (hasil data pengamatan ada pada lampiran 1).
Perencanaan Tindakan
Tujuan yang diharapkan : 1) siswa memahami arti dari nilai-nilai filosofi pencak silat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran mulok pencak silat  serta dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi dasar bentuk kepribadian siswa, 2) siswa memiliki kepribadian baik dengan menerapkan nilai-nilai filosofi pencak silat.
Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 1, jumlah pertemuan dalam tiap pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, uraian kegiatan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.
No.
Tahapan
Sasaran Pembelajaran
1
Pendahuluan
Memberikan materi mengenai :


    1.      Pengertian nilai-nilai filosofi pencak silat


    2.      Menyebutkan nilai-nilai filosofi pencak silat






2
Pemanasan
Pemberian pemanasan mengandung nilai-nilai filosofi pencak silat



3
Koreksi Langsung
Koreksi langsung terjadi selama pemberian materi, saat terjadi perilaku nilai-nilai filosofi pencak silat  atau perilaku tidak terkandung dalam nilai-nilai filosofi pencak silat



4
Penutup
1. Evaluasi di akhir pembelajaran, mendiskusikan tindakan-tindakan yang terjadi selama pembelajaran


2. Membahas nilai-nilai yang telah dipelajari oleh siswa selama pembelajaran


3. Mengangkat siswa/i yang mencerminkan perilaku nillai-nilai filosofi pencaksilat.




Pada pertemuan pertama, pemahaman konsep akan nilai-nilai filosofi pencak silat masih kurang, hal ini dapat dilihat siswa masih kurang menghargai guru dengan datang terlambat kelapangan dan sering terlihat siswa masih berbicara saat guru sedang mencatat kehadiran dan menjelaskan materi. Selama materi berlangsung siswa kurang terlihat berbagi dengan teman dan belum terlihat menghargai teman dengan celotehan dan ejekan yang sering diutarakan, ucapan-ucapan kasarpun masih terdengar walaupun tidak semua siswa yang melakukan. Saat pembelajaran  berlangsung, tidak terlihat dukungan yang diberikan siswa kepada temannya, dan masih terlihat ada batas antara siswa putri dan putra, mereka kurang mau berbagi dan berteman dalam bentuk kelompok, hanya sedikit siswa putra yang mau bergabung dan berbagi dengan siswi putri, dan para siswa tidak menjaga kebersihan lapangan, membuang sampah tidak pada tempatnya.
Pada pertemuan kedua kehadiran siswa dilapangan masih sedikit, hampir sebagian siswa masih terlambat datang kelapangan, pada pertemuan ini guru lebih menekankan pada nilai disiplin kepada siswa agar siswa lebih menghargai waktu. Pemahaman siswa terhadap nilai-nilai filosofi pencak silat belum sepenuhnya terlihat, karena masih banyak terlihat siswa yang mengejek sesama teman, namun saat penjelasan dan evaluasi siswa mendengarkan dengan seksama dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai nilai-nilai filosofi pencak silat. Pada pertemuan ini guru memberikan dua kali koreksi langsung selama jam pembelajaran, namun secara keseluruhan sebagian siswa sudah lebih sigap dalam melaksanakan perintah yang diberikan oleh guru.
Hasil Observasi
Hasil pengamatan yang dilakukan guru, peneliti dan kolaborator selama berlangsungnya pembelajaran memberikan hasil sebagai berikut:
1)    Siswa belum sepenuhnya paham akan nilai-nilai filosofi pencak silat.
2)    Keterlambatan siswa dilapangan masih terlihat.
3)    Ejekan dan ucapan kasar kepada siswa lain masih terjadi.
4)    Berbicara dan bercanda saat guru sedang mecatat kehadiran siswa.
5)    Siswa masih terlihat malu-malu dan tidak percaya diri dalam melakukan gerakan-gerakan silat.
Analisis dan Refleksi
Hasil diskusi dengan kolaborator, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua dengan memperhatikan beberapa hal seperti:
Mengadakan ulasan minggu sebelumnya di sesi pendahuluan  sebelum memulai pembelajaran,
1)    Pengembangan strategi pemberian didalam pemanasan dan juga didalam pemberian materi,
2)    Mengemas pembelajaran dengan mencampurkan kelompok putra dan putri.
3)    Memfokuskan pada kedisiplinan siswa, etika siswa, dan keaktifan siswa.
4)    Memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar dan memberikan hadiah kepada siswa yang berkpribadian baik dan aktif.
Siklus 2
Perencanaan Tindakan
Tujuan yang diharapkan:
1)    Siswa memahami arti dari nilai-nilai  folosofi pencaksilat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran muatan lokal serta dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi dasar bentuk kepribadian siswa,
2)    Siswa memiliki kepribadian baik dengan menghargai waktu, guru dan siswa lain, dan santun bertutur kata.
Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus 2 ini jumlah pertemuan adalah sebanyak 2 x pertemuan, dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
Tabel 2
No.
Tahapan
Pejelasan
1.






2.


3.





4.








Pendahuluan






Pemanasan


Koreksi Langsung





Penutup
-          Mengulas kembali pembelajaran minggu sebelumnya
-          Memberikan materi nilai-nilai filosofi pencak silat mengenai manfaat dan tujuan memiliki sikap taqwa, tanggap, tangguh, tanggon, dam trengginas

Pemberian pemanasan mengandung nilai-nilaifilosofi pencak silat

Koreksi langsung terjadi selama pemberian materi, saat terjadi perilaku nilai-nilai filosofi pencak silat atau bukan nilai-nilai filosofi pencak silat


-      Evaluasi di akhir pembelajaran, mendiskusikan tindakan-tindakan yang terjadi selama pembelajaran
-       Membahas nilai-nilai yang telah dipelajari oleh siswa selama pembelajaran
-       Mengangkat siswa/i yang mencerminkan perilaku nilai-nilai filosofi pencak silat

Pada pertemuan pertama kehadiran siswa sangat sudah semakin baik, hanya sedikit yang datang terlambat, kemajuan perilaku yang ditampilkan siswa sudah semakin terlihat dengan tertibnya siswa dalam sesi pendahuluan. Pemahaman akan nilai-nilai filosofi pencak silat sudah semakin terlihat dari perilaku siswa dalam pemanasan dan selama materi, siswa terlihat bersemangat dan mengikuti gerakan-gerakan yang diberikan oleh guru dari mulai pemanasan hingga pemberian materi, dan saat evaluasi siswa berani mengungkapkan pikiran-pikiran dan menjawab pertanyaan dari guru.  Masih segelintir siswa yang suka mengejek dan berucap kasar, namun sikap inisiatif siswa sudah muncul pada pertemuan pertama ini.
Pada pertemuan kedua siswa putra dan putri sudah semakin akrab dan mau bergabung satu sama lain dalam satu kelompok, siswa bersemangat dalam pemanasan. Sikap inisiatif pun semakin terlihat dan beberapa siswa terlihat ambil aktif selama pembelajaran sehingga menjadi contoh yang baik bagi siswa lainnya. Keaktifan siswa-siswi pun terlihat saat diskusi dalam evaluasi membahas pembelajaran yang tengah berlangsung. Jumlah siswa-siswi yang terlambat sudah semakin berkurang pada tiap minggunya.
Hasil Observasi
Hasil dari pengamatan yang diperoleh selama berlangsungnya pembelajaran dalam siklus kedua dapat dijabarkan dengan hasil sebagai berikut:
1)    Hampir semua siswa-siswi memahami nilai-nilai filosofi pencak silat, pemahaman ini dapat dilihat dari siswa-siswi bersikap dan berperilaku baik ucapan maupun perbuatan, inisiatif-inisiatif dan keaktifan yang sering ditunjukan,
2)    Lebih menghargai waktu dengan tidak datang terlambat, jumlah siswa yang terlambat semakin berkurang, lebih menghargai guru dengan bersikap tenang dan tertib saat guru berbicara, dan menghargai teman dengan membantu teman dan mendukung teman selama dalam pembelajaran.
3)    Terlihatnya kemampuan siswa dalam memimpin teman-temanny, terlihat selalu bersemangat dalm mengikuti pelajaran, siswa terlihat berani mengakui kesalahan
Analisis Refleksi
Usai siklus kedua guru, peneliti dan kolaborator mendiskusi pengamatan yang telah dilakukan selama siklus kedua dan menghasilkan perbedaan hasil yang lebih baik dari siklus pertama. Berikut adalah data berupa diagram yang dapat dilihat perbandingan hasil prilaku siswa dari observasi awal, lalu masuk pada pemberian tindakan dalam siklus 1 hingga pada hasil siklus 2.
Pada observasi awal hanya 29,16 % dari jumlah keseluruhan siswa yang berperilaku nilai-nilai filosofi pencak silat, siswa yang memiliki cerminan nilai-nilai dari taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas. Pada siklus 1 diberikan tindakan berupa menerapkan nilai-nilai filosofi pencak silat kedalam pembelajaran muatan lokal dalam bentuk penjelasan mengenai niai-nilai filosofi pencak silat dipendahuluan pembelajaran, koreksi langsung selama pembelajaran, dan evaluasi dengan mengulas perilaku siswa selama pembelajaran dan menghasilkan peningkatan sebanyak 37,5% dari observasi awal menjadi 66,66%. Pada siklus kedua dilakukan tindakan yang sama seperti siklus 1 hanya ditambah review (ulasan) dan tindakan sebuah penghargaan dan hukuman. Pada pendahuluan pembelajaran dan siklus kedua menghasilkan perubahan perilaku sebanyak 100% dengan menghasilkan peningkatan perilaku niai-nilai filosofi pencak silat sebanyak 70,84 % dari observasi awal.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan yang disajikan dari hasil analisa data selama pemberian tindakan yaitu berupa penerapan nilai-nilai filosofi pencak silat  dalam pembelajaran muatan lokal pada siklus 1 hingga siklus 2 terjadinya perubahan perilaku pada siswa-siswi yang cukup meningkat, hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pengamatan pertama, hasil siklus 1 hingga pada hasil pengamatan pada siklus 2.
Hasil dari perubahan pada perilaku siswa-siswi sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan penelitian ini yaitu, siswa-siswi menghormati guru dan teman lainnya, lebih disiplin dan menghargai waktu dengan berkurangnya jumlah siswa yang terlambat datang ke lapangan, berkurangnya ejekan-ejekan dan kata-kata kasar, siswa-siswi bersemangat, aktif dan enerjik selama  pembelajaran, berperilaku baik, pantang menyarah dan terjadinya hubungan yang harmonis, peduli antar siswa dan siswi.

DAFTAR PUSTAKA
Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Johansyah L. (2000), Panduan praktis Pencak Silat. Jakarta: Raja Grafindo.
Josef Matakupan. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Pengajaran.
Kerlinger, Fred. (1992). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo.
M. Otok Iskandar dan Soemardjono, (1992) Pencak Silat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Nurul Zuriah. (2008) Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perpektif Perubahan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Notosoejitno. (1997) Khazanah  Pencak Silat. Jakarta : Sagung Seto.
O’ong Maryono (1999), Pencak Silat Merentang Waktu, Yogyakarta : Galang Press.
Ratna Dahar. (1991). Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama..
Rusli Lutan. (2001). Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga.
Saifuddin Azwar. (2008). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samsudin. Pembelajaran. (2008). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Jakarta : Prenada Media Grup.           
Sudibyo Setyobroto, (1989) Psikologo Olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong Anem.
Sumardianto. (2000). Sejarah Olahraga. Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Suranto, Heru. (1993) Materi Pokok Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Pedoman Fair Play Olimpiade Olahraga Siswa Nasional-I (OOSN-I)           Sekolah Dasar. DepdiknasTahun 2008
Teaching Values, an Olympic Education Toolkit. IOC.2007
http://www.curriki.org/xwiki/bin/view/Blog_szakaria/PenulisanButirSoal
http://binoracom.wordpress.com/2009/05/14/fair-play-sarana-pendidikan-
              karakter-anak-sd/
http://www.google.id/konifile.org/seminar olympism oleh Imam Suyudi”.Jakarta 2008.
http://www.bahtera.org/kateglo/mod=dictionary&action=view&phrase=hormat
http://pepak.sabda.org/pustaka/040420/ (Tanggung Jawab)
http://tdclass.blog.plasa.com/2008/05/12/definisi-persahabatan-menurut-wikipedia/
http://lead.sabda.org/disiplin_anak_dalam_keluarga
http://www.mailarchive.com/rezaervani@yahoogroups.com/msg02931.html
http://one.indoskripsi.com/karakteristik siswa smp/penjaskes/
http://www.integral.sch.id. Disiplin Siswi di Sekolah
http://id.wikipedia.org/wiki/sekolahdasar.
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi.php?keyword=sekolah&varbidang=all&vardialek
http://antoniusfelix-shared.blogspot.com/2008/10/definisi/persepsi.html
http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-prilaku.html

http://www.masbied.com/2010/02/20/pengembangan-kurikulum-muatan-lokal-di-sekolah

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino site review 2021
    Find out more about Lucky Club Casino and other luckyclub.live online casinos here. Get the latest casino news, bonus codes, promotions and more. Rating: 4.8 · ‎Review by luckyclub.live

    BalasHapus