PENDAHULUAN
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd
Perencanaan
latihan tahunan adalah alat untuk mengarahkan latihan selama satu tahun dengan tujuan yang sangat
spesifik atau dengan katalain perencanaan latihan adalah guide
latihan yang direncanakan menuju penampilan yang terbaik pada sebuah kompetisi,
penampilan puncak yang diharapkan adalah meningkatkan prestasi
atau penampilan seorang atlet dengan memaksimalkan
adaptasi fisiologis.
Tujuan perencanaan latihan adalah
: 1) Merangsang adaptasi fisiologis yang maksimal pada waktu
yang ditentukan selama masa
kompetisi utama; 2) Mempersiapkan Atlet pada level kesiapan
yang kompleks dalam membangun keterampilan, kemampuan biomotor, ciri-ciri
psikologis, dan mengatur tingkat kelelahan;
Tercapainya tujuan perencanaan latihan yang
diinginkan maka latihan harus direncanakan dan dibangun dengan logis serta dilakukan melalui tahapan
yang berjenjang. Tantangan
yang terbaik adalah puncak penampilan atlet
yang dicapai secara logis dalam kurun waktu yang direncanakan. Target yang
dicapai secara logis tersebut dapat dibuat langsung oleh pelatih, jika yang
dilatih adalah atlet yang belum punya pengalaman, mengingat informasi yang
diperoleh sangat sedikit, akan tetapi
untuk atlet yang dilatihnya sudah berpengalaman maka komunikasi sangat penting
dalam menyusun perencanaan tersebut.
Perencanaan latihan bukanlah sesuatu hal yang baru,
tetapi banyak orang yang kurang familiar dengan perencanaan latihan atau tidak
memahaminya. Asal periodisasi memang
tidak diketahui, tetapi konsep perencanaan latihan diketahui sudah lama,
bahkan dibeberapa referensi dikatakan perencanaan latihan
telah dimulai jauh sebelum era Yunani kuno.
Dari studi kepustakaan menunjukan bahwa Galen (129 – 199 AD), adalah
sebagai orang pertama yang telah mencoba menuangkan pemikirannya ke dalam
serangkaian karya tulis mengenai periodisasi latihan. Galen sendiri adalah
dokter pribadi kaisar Marcus Aurelius dan juga sebagai dokter untuk para
Gladiator di Roma saat itu.
Pada masa itu Galen sudah memikirkan bagaimana agar para Gladiator dapat memiliki penampilan tertinggi pada saat yang ditentukan. Kemudian ia mulai mengelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu melatih otot dengan tidak melibatkan daya ledak (angkat besi dan menggali), penggunaan gerakan-gerakan cepat melalui formasi gerakan senam dan bentuk latihan berkarakter peningkatan daya ledak otot, hal yang ratusan tahun kemudian dikenal sebagai latihan-latihan plyometric.
Legenda lain
dalam catatan sejarah mengenai perencanaan latihan adalah Flavius Philostratus
(170 – 245 AD). Ia berdasarkan catatan sejarah, banyak menulis catatan mengenai
perencanaan latihan, salah satu karyanya “Handbook
for the Athletics Coach and Gymnasticus” mengajarkan tentang bagaimana
mempersiapkan diri menghadapi kompetisi termasuk memberikan pengertian tentang
pentingnya pemulihan / recovery. (Bompa, 1999).
Kompetisi
di eropa mulai abad ke 20, dimana rencana periodisasi menjadi lebih canggih, puncaknya
dimana Negara Jerman pada olimpic games tahun 1936, dimana pelatih membuat
perencanaan latihan 4 tahunan. Setelah perang dunia ke II, Soviet memulai
sebuah program olahraga yang didanai khusus dari pemerintah dimana dengan
mempergunakan atlet sebagai alat politik propaganda. Tahun 1965, Lenoid P.
Matveyev, seorang ilmuan olahraga Rusia mempublikasikan sebuah model
perencanaan latihan tahunan berdasarkan hasil kuesioner yang ditanyakan kepada
atlet Rusia saat mereka berlatih sebelum olimpiade Helsinki, Finlandia tahun
1952.
Hasil
temuan Metveyev adalah latihan yang diterima oleh atlet Rusia menghasilkan
model rencana pelatihan tahunan yang dibadi menjadi fese, sub-fase dan siklus
latihan yang akhirnya dikenal dengan model periodisasi klasik. Akan tetapi
model klasik yang sebenarnya dapat dianggap sebagai karya Philostratus pada
tahun 1950an dan 1960an. Ilmuan Rusia, Jerman, Rumania dan Hungaria menerbikan
buku olahraga tentang evolusi periodisasi dari zaman kuno sampai periodisasi
pasca perang dunia II, sementara Negara barat lainnya sedikit terlambat untuk
mengadopsi konsep periodisasi (Bompa, 1999;126)
Perkembangan periodisasi mengalami perkembangan yang sangat progresif,
dimana struktur satu fase kompetisi sekarang sudah mengalami perubahan,
diantaranya dua kompetisi utama pertahun (bi-cycle
plans), atau bahkan tiga kompetisi utama pertahun (tri-cycle plans)
Periodisasi
latihan dapat diuji dalam konteks dua aspek penting latihan, yaitu :
1. Periodisasi
membagi perencanaan latihan tahunan kedalam fase-fase
latihan terkecil, membuatnya mudah untuk direncanakan dan mengatur program
latihan, serta memastikan bahwa penampilan puncak dapat diraih pada saat semua kompetisi utama (bi-cycle plans
maupun tri-cycle plans)
2. Struktur periodisasi dari fase latihan targetnya adalah
kepada peningkatan kemampuan biomotor, dimana memungkinkan atlet membangun
tingkatan tertinggi dari kemampuan kecepatan,
kekuatan, power, kelincahan, dan tingkat dayatahannya
Hampir
semua cabang olahraga, program latihan tahunan dibagi menjadi tiga Fase utama: Persiapan, Pertandingan, dan Transisi. Fase persiapan dan pertandingan
dibagi menjadi dua sub-fase,
dimana diklasifikasi menjadi umum dan khusus karena mempunyai mempunyai tujuan
dan tugas yang berbeda. Jadi pada pase persiapan terdapat pase persiapan umum
dan pase periapan khusus, sedangkan pada pase pertandingan terdapat pase
pra-pertandingan dan pertandingan utama.
PROGRAM LATIHAN
TAHUNAN
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pase
latihan
|
Persiapan
|
Pertandingan
|
Transisi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
Sub-pase
|
Persiapan Umum
|
Persiapan Khusus
|
Pra Komp
|
Komp Utama
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Siklus
Makro
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Siklus
Mikro
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambar 1.4. Pembagian Perencanaan Tahunan kedalam Fase dan siklus latihan
b. Mengenal Terminologi
periodisasi
Terminologi periodization
adalah berasal dari kata period, yang dapat menggambarkan porsi atau
pembagian waktu. Periodisasi adalah metode dimana latihan dibagi kedalam bagian
terkecil, mudah mengatur bagian-bagian latihan yang memiliki tipe-tipe tersendiri,
dimana bagian-bagian tersebut disebut sebagai fase-fase
latihan.
Dari
beberapa teori tentang perencanaan periodisasi latihan yang dipublikasikan,
berdasarkan rentangan waktu tiap tahapan dan karakteristiknyanya, dapat
dikelompokkan dalam tiga variasi model periodisasi program latihan yaitu:
1. Terminologi Tradisional Amerika
2. Terminologi Tradisional Eropa
3. Terminologi Amerika yang keluar dari pakem
Gambar
1.5. Berbagai terminilogi periodisasi
- Terminologi Tradisional Amerika
Terminology tradisional Amerika
membagi program latihan tiap tahun menjadi tiga tahapan utama yaitu : off-seasson, pre-seasson, dan in-seasson
Off-seasson; tahapan latihan ini
dimulai setelah berakhirnya musim kompetisi dan berakhir seiring dengan
dimulainya latihan-latihan untuk musim kompetisi berikutnya. Lamanya tahapan
ini ditentukan oleh lamanya musim kompetisi pada cabang olahraga tertentu.
Implikasi pada off-seasson adalah bahwa tidak ada pengembangan karena latihan
kondisi fisik dan skill mengalami penurunan yang signifikan, dengan
karakteristik latihannya adalah intensitas sedang dengan volume latihan yang
rendah sampai sedang.
Pre-seasson: Tahapan latihan ini dimulai seiring dengan dimulainya
latihan-latihan yang serius menghadapi musim kompetisi berikutnya dan berakhir
begitu dimulainya musim kompetisi. Latihan pada tahap ini adalah
latihan-latihan khusus yang sesuai dengan karakteristik dari cabang olahraga.
Rentangan waktu pada tahap pre-seasson berhubungan erat dengan lamanya musim
kompetisi. Pada tahap ini volume latihan yang tinggi dengan intensitas yang
rendah dalam pembentukan kondisi fisik dan teknik. Tujuan tahapan ini adalah
tercapainya tingkatan tertinggi dalam hal kondisi fisik atlet berikut
pengembangan skill yang dibutuhkan pada cabang tersebut, mendekati musim
kompetisi maka intensitas latihan meningkat dengan diturunkan volume latihan,
volume latihan teknik di akhir tahapan ini meningkat.
In-seasson; tahapan ini dimulai saat dimulainya kompetisi dan
berakhirnya saat pertandingan terakhir di musim kompetisi. Cirri utama pada
masa in-seasson ini adalah rendahnya volume latihan dan menjaga intensitas
latihan.
- Terminologi tradisional Eropa
Setara dengan fase pre-seasson
pada terminology tradisional Amerika, pada terminology tradisional eropa kita
mengenal fase Persiapan dan transisi pertama, dimana Intensitas latihan
mengalami peningkatan dan volume latihan diturunkan perlahan.
Fase Kompetisi: setara dengan
fase in-seasson pada terminology tradisional amerika dan transisi kedua setara
dengan off-seasson. Pada fase kompetisi di terminology eropa ini latihan yang
diberikan mengalami peningkatan intensitas sampai menjelang pertandingan.
- Model lain yang berkembang selain yang diatas, dapat dilihat pada gambar dibawah ini, yaitu menggambarkan model yang berbeda dari perencanaan latihan tahunan. menampilkan perencanaan latihan tahunan yang disampaikan oleh Matveyev. Dan model perencanaan latihan tahunan yang disampaikan masih di sampaikan oleh beberapa penulis, khususnya di Amerika serikat. Perhatian khusus dalam mengungkapkan karakteristik seperti dibawah ini:
1.
Monocycle
ini
cocok untuk olahraga musiman dengan satu pertandingan utama.
2.
Model latihan
berdasarkan kepada kekhususan latihan untuk kecepatan dan olahraga-olahraga
power seperti lari sprint, lompat, dan lempar yang merupakan nomor-nomor dalam
cabang olahraga atletik.
3.
Curva volume dan
intensitas latihan mungkin tidak cocok untuk olahraga yang dominan dayatahan.
Tahap
persiapan dan tahap pertandingan pada perencanaan latihan tahunan ditandai
dengan beberapa karakteristik yang spesifik. Pada tahap persiapan sampai awal
tahap pertandingan, volume latihan ditekankan pada intensitas rendah sesuai
dengan cabang olahraganya. Saat masa persiapan kuantitas kerja sangat tinggi
sementara intensitas kerja rendah. Pada saat masa pertandingan semakin dekat, volume latihan menurun
sementara curva intensitas meningkat, Pada masa pertandingan
penekanan yang lebih tinggi pada intensitas latihan atau kualitas dari kerja.
Tipe dari model satu puncak (monocycle) ini
adalah cocok untuk cabang olahraga
yang dominan menggunakan kecepatan dan power karena pada saat grafik volume
latihan menurun kelelahan juga akan turun dan latihan dapat ditekankan pada
pengembangan kecepatan dan power.
Sedangkan
untuk olahraga yang dominan menggunakan metabolisme aerobik atau dimana kontribusi bioenergetiknya
adalah 50%-50% (anaerobic/aerobic), volume latihan harus tinggi selama masa
pertandingan, untuk itu model perencanaan latihan tahunnya akan berbeda.
Saat
kerja atau latihan pada olahraga yang mempunyai dua sesi yang terpisah, seperti
atletik, dimana mempunyai sesi pertandingan di dalam dan di luar ruangan, maka
harus menggunakan model perencanaan latihan dengan dua puncak atau bi-cycle. Gambar 4. di bawah memberikan contoh rencana
latihan tahunan dengan bentuk bi-cycle
yang mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :
· Phase persiapan I:
adalah tahap persiapan pertama, dimana harus lebih panjang, berlangsung kurang
lebih selama 3 bulan dan di bagi menjadi persiapan umum dan khusus.
· Phase pertandingan I:
phase pertandingan pertama, berlangsung selama 2½ bulan dan membawa atlet pada
penampilan puncaknya.
· Phase Transisi II:
Phase transisi pertama berlangsung kira-kira 1 sampai 2 minggu dan ditandai
dengan periode unloading untuk
memulihkan atlet. Phase ini akan membawa pada phase persiapan kedua.
· Phase Persiapan II:
Berlangsung kurang lebih 2 bulan,
latihan untuk persiapan umum lebih pendek dari pada latihan untuk kesiapan
khususnya.
· Phase Pertandingan II:
waktunya lebih panjang sekitar 3½ bulan, dan membawa atlet pada penampilan
puncaknya.
· Phase Transisi II: berlangsung selama kurang lebih 1½ bulan dan dipakai
untuk memulihkan kondisi atlet. Pase ini berhubungan dengan program latihan
tahun berikutnya.
Gambar 1.7. Rencana
latihan bi-cycle untuk olahraga
(atletik) dimana kecepatan dan power dominan.
Untuk olahraga seperti tinju, gulat, dan
senam yang mempunyai tiga pertandingan penting (misalnya kejuaraan nasional,
babak kualifikasi, dan pertandingan puncaknya) menggunakan program latihan
tahunan menggunakan tiga puncak (tri-cycle), yang mencakup tahapan-tahapan
sebagai berikut :
· Phase Persiapan I:
phase terlama dengan waktu kurang lebih 2 bulan, berisi persiapan umum dan
khusus.
· Phase pertandingan I: Phase
pertandingan terpendek yaitu berlangsung selama 1½ bulan.
· Phase Transisi I: phase
terpendek merupakan penghubung phase kompetisi pertama dan phase persiapan
kedua, periode pemulihan atlet.
· Phase Persiapan II: lebih
pendek dari phase persiapan pertama sekitar 1½ bulan, hanya berisi persiapan
khusus.
· Phase Pertandingan II:
waktunya lebih panjang dari phase pertandingan pertama sekitar 1¾ bulan.
· Phase Transisi II: berisi periode pemulihan singkat yang
memungkinkan atlet pulih dari pertaningan.
· Phase Persiapan III: phase persiapan yang singkat
berlangsung sekitar 1½ bulan dan hanya berisi pahase persiapan khusus saja.
· Phase Pertandingan III: Phase pertandingan yang lebih panjang
dari persiapan sebelumnya (-2 bulan). Karena phase ini puncak prestasi atlet
harus muncul pada pertandingan puncak yang diinginkan.
· Phase Transisi III: phase transisi terpanjang sekitar 1
bulan, memiliki peran yang penting dalam mendorong pemulihan dan mempersiapkan
untuk program latihan tahun berikutnya.
Gambar
1.8. Program latihan tahunan
dengan tiga puncak (tri-cycle)
Selain
itu ada juga beberapa olahraga yang mempunyai 4 pertandingan penting, (Gambar
6) situasi pertandingan yang seperti
ini membutuhkan persiapan yang panjang, dan biasanya atlet yang berpengalaman
mampu melakukannya tidak untuk atlet
muda yang perlu mempersiapan terlebih dahulu.
Bulan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|||||||||||||
Tipe latihan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||||||
Gambar 1.9. Program
latihan tahunan empat puncak, 1=Phase Persiapan; 2=Intensifikasi atau latihan
khusus untuk pertandingan; 3=unloading untuk superkompensasi;
4=pemulihan
Menyeleksi Dalam
menyusun program latihan
Pelatih
harus mempertimbangkan kesiapan atlet untuk menghadapi jadwal pertandingan yang
intensif, dengan menggunakan panduan sebagai berikut :
· Monocycle sangat
dianjurkan sebagai dasar model program latihan tahunan untuk atlet pemula dan junior, yang
mempunyai persiapan yang panjang untuk mengembangkan fondasi teknik dan taktik
serta elemen fisik. Model ini sangat cocok untuk olahraga yang dominan
kemampuan biomotornya adalah dayatahan (rowing, sepeda, lari jarak jauh, dll).
· Bi-cycle
biasanya digunakan untuk atlet senior
atau elit atlet, yang akan mengikuti kualifikasi kejuaraan nasional, dimana
phase persiapan lebih panjang dari phase
yang lainnya.
· Multi
Puncak digunakan untuk atlet yang berpengalaman atau atlet level internasional,
kiranya atlet ini sudah mempunyai fondasi yang mantap yang memungkinkan mereka
mengatasi program latihan dengan tiga puncak atau lebih.
Tabel
1. Pedoman untuk distribusi minggu untuk setiap
phase latihan dalam tipe klasik program latihan tahunan.
Struktur Program Latihan Tahunan
|
Jumlah minggu per-siklus
|
JUMLAH MINGGU PER PHASE
|
||
Persiapan
|
Pertandingan
|
Transisi
|
||
Monocycle
|
52
|
≥32
|
10-15
|
5
|
Bi-cycle
|
26
|
13
|
5-10
|
3
|
Tri-cycle
|
17-18
|
≥8
|
3-5
|
2-3
|
bukunya bisa didapatkan dimana Dok?
BalasHapusDok, klau ad buku tentang pola pembinaan, sy bisa dapat dimana?
BalasHapusBuku ini sangat praktis dan sangat bermanfaat bagi para pelatih untuk panduan membuat program para atletnya
BalasHapusBagi para pelatih dan mahasiswa keolahragaan saya sarankan untuk memiliki buku ini.
cara mendapatkannya bgm donk
BalasHapusBagaimana cara dapatnya kami di papua barat butuh pak
BalasHapusmohon informasi dimana saya bisa mendapatkan buku tersebut
BalasHapus