Sabtu, 12 April 2014

TRX EXERCISE
(MENGENAL LATIHAN UNIK; TRX)

Dr. Johansyah Lubis. M.Pd
(Dosen di FIK Univ Negeri Jakarta)
Pendahuluan:
Saat kita sedang berjalan-jalan di pantai atau berlatih dipasir, mengapa tungkai terasa lebih berat dan cepat lelah dibandingkan dengan berjalan di jalan raya atau di jogging track? Pertanyaan yang sering kita dengar. Jawabannya sangat banyak dan beragam tetapi jawaban yang sederhana adalah ketika kita melihat dari sudut bahwa berjalan di tempat berpasir maka kita berjalan ditempat ketidak stabilan, ketika jalan dalam ketidak stabilan maka tubuh dan anggota tubuh akan menjaga stabilannya, sehingga otot-otot minor yang bekerja menjaga kestabilan harus bergerak dan berfungsi, jarangan otot-otot minor bekerja dan berfungsi saat berjalan menjadikan otot tungkai akan terasa lebih lelah.

Latihan-latihan yang memanfaatkan ketidak stabilan saat ini banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai latihan atau fisioterapi, mulai latihan menggunakan bola medicine, bola, trx dll, 
  
Sejarah TRX
Latihan TRX diciptakan oleh seorang anggota Angkatan Laut AS, Randy Hetrick. Ide latihan ini muncul ketika ia tinggal di dalam kapal selam dan tidak memiliki peralatan latihan, serta terbatasnya ruangan untuk berlatih. Ia kemudian menggunakan sebagian dari perlengkapan parasut dan sabuk karate untuk membuat sebuah prototip TRX, yang bisa Anda lihat pada zaman sekarang.

Apa itu Suspension Training?
Suspension Training bisa didefinisikan sebagai metode latihan yang menggunakan berat badan sendiri sebagai beban. Latihan ini bisa dibilang latihan yang unik, yang secara umum menggunakan tangan atau kaki pada titik jangkar tunggal, sementara badan tidak kontak dengan lantai. Ini memberikan ketidakstabilan, sehingga memungkinkan Anda untuk melatih kekuatan, power, daya tahan, integritas gabungan, pencegahan cedera, fleksibilitas, dan keseimbangan.

Konsep TRX
Konsep latihan TRX adalah bicara keseimbangan, Teori tentang kesimbangan diantaranya adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif  untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan  berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak seperti berlari dann berjalan.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
1)  Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor  sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.

2)       Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)
Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

3)       Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. 
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus kuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

4)       Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

5)       Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

a.     Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
1)       Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat.

2)       Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.
   


  

3)       Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.  


Mengapa Harus Menggunakan TRX?
Berikut ini beberapa alasan mengapa Anda harus mencoba menggunakan TRX:
1.      Dapat dilakukan oleh semua orang dalam semua level kebugaran. TRX adalah salah satu alat latihan yang paling serbaguna di pasaran saat ini. Walau Anda pemula atau atlet berpengalaman, Anda dapat berlatih menggunakan alat yang satu ini.
2.      Latihan ini bisa dilakukan di mana saja. Anda bisa melakukan latihan TRX di mana saja termasuk rumah atau bahkan kamar hotel. Anda bisa mengemas semua peralatan TRX dalam satu ransel besar, yang Anda bisa gunakan di mana pun Anda berada.
3.      Latihan ini adalah latihan inti dari semua jenis latihan. Bagi Anda yang ingin melatih bagian otot perut dan otot inti, Anda bisa melakukan TRX. Dengan TRX, semua tujuan latihan dapat dicapai. Ketidakstabilan saat berlatih menggunakan TRX akan memaksa Anda untuk mengaktifkan, melibatkan, dan menguatkan seluruh anggota tubuh melalui gerakan-gerakan latihan TRX, yang menyebabkan tubuh secara keseluruhan lebih kuat dan lebih tangguh terhadap cedera.
4.      Bagi Anda yang mendalami olahraga MMA (Mixed Martial Arts), TRX merupakan latihan yang fungsional dan memiliki banyak keunggulan, di antaranya melatih seluruh tubuh, meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan Anda.

Contoh-contoh latihan TRX 


 

   
  
Sumber :
Gerry Carr,(2004). Sport mechanics for coaches. Human kinetics
James G. Hay,1993. The Biomechanics of sport Techniques, New Jersey, Prentice Hall,
Johansyah Lubis (2013) Panduan Prakris Penyusunan program Latihan. Jakarta: RajaGrafindo
Peter M. McGinnis,(2005). Biomechanics of sport and exercise. Human kinetics.

Rabu, 01 Januari 2014

Tes Keterampilan Pencak silat

MEASUREMENT FOUNDANTION SKILL PENCAK SILAT
(Tes keterampilan dasar Pencak silat)
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd


1. Pengukuran Penampilan Keterampilan Pencak Silat.

Tujuan : Untuk Mengetahui Penampilan ketrampilan  pencak silat atlet (Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit)
Peralatan         : 1. Sabuk/tali
                          2. Meteran
  3. Tiang setinggi 2 meter (2buah)/diganti orang
      utk memegang.
Petugas           : 1. Pengukur ketinggian
                          2. Pencatat
                          3, Penjaga tiang.
Pelaksanaan   : Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sabuk dengan jarak 60 cm (putri) dan 90 cm (putra) secara horisontal dan dengan ketinggian 75 cm (putri) dan 100 cm (putra). Kemudian melakukan tendangan ditempat dimana teknik tendangan harus melewati sabuk/tali, tanpa menyentuh, setiap tendangan yang menyentuh sabuk/tali akan dikurangi 1. Setiap atlet melakukan tendangan secara berturut-turut sebanyak 10 tendangan untuk kaki kanan dan 10 tendangn kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil nilai tertinggi.
Penilaian         : Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi-kisi instrumen dan dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila menyentuh tali. Indikator dalam tes ini adalah : 1) Posisi Sikap pasang ;2)Angkatan ; 3)saat melepas tendangan/lintasan ; 4) kembali ke sikap pasang.
Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Penampilan Ketrampilan Pencak Silat :

No
Indikator Tendangan Lurus/ samping/ Sabit

6
7
8
9
10
1
Posisi Sikap pasang (awal)





2
Lutut diangkat trelebih dahulu (lk 100 derajat)





3
Posisi badan saat angkatan kaki dalam keadaan seimbang





4
Melepaskan kaki dengan keadaan lurus





5
Posisi badan saat lepasan kaki dalam keadaan seimbang





6
Posisi kedua tangan merapat dengan badan





7
Menarik kaki dengan lutut merapat (lk 1000)





8
Posisi badan saat lutut merapat seimbang





9
Posisi kedua tangan di depan dada





10
Kembali kesikap pasang dalam keadaan seimbang





Tabel Penilaian :
Nama                          : ……………………………………
Umur                           : ……………………………………
Jenis Kelamin             : Laki-laki/Perempuan


Teknik Tendangan
Lurus Ka.
Lurus Ki
Samping Ka
Samping Ki
Sabit Ka
Sabit ki
Nilai






Pengurangan






Total








(Penilai I)                            (Penilai II)                         (Penilai III)

Tabel 3. Penilaian Penampilan Ketrampilan Atlet yang disarankan

Katagori
Putri
Putra
Baik Sekali
80 – 100
85 – 100
Baik
71 – 79
74 – 84
Cukup
66 – 70
68 – 73
Kurang
56 – 65
61 – 67
Kurang Sekali
> 55
> 60


2. Pengukuran Kecepatan Tendangan Pencak Silat.

Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet (Untuk Teknik Tendangan Lurus, samping dan sabit)
Peralatan : 1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
                  2. Meteran
      3. Stop Watch
Petugas: 1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
               2. Pencatat waktu
               3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan   : Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan satu kaki tumpu berada dibelakang garis sejauh 50 cm (putri) 60 cm (putra). Pada saat aba-aba ‘Ya’, atlet melakukan tendangn dengan kaki kanan dan kembali ke posisi awal dengan menyentuh lantai yang berada dibelakang garis, kemudian melanjutkan tendangn kanan secepat-cepatnya sebanyak-banyaknya selama 10 detik. Demikian juga dengan kaki kiri. Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian Sandsack/target 75 cm (putri) dan 100cm (putra).

Penilaian : Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet

Formulir Penilaian Kecepatan tendangan.
Nama                          : …………………………………..
Umur                           : …………………………………..
Jenis Kelamin             : Laki-laki/Perempuan
Teknik Tendangan
Lurus Ka.
Lurus Ki
Samping Ka
Samping Ki
Sabit Ka
Sabit ki
Penampilan 1






Penampilan 2






Penampilan 3

















(Penilai I)                     (Penilai II)                                (Penilai III)


Add caption
                                              


Gambar 1. Tes kecepatan tendangan sabit

Tabel 2. Penilaian Kecepatan Tendangan sabit Atlet

Katagori
Putri
Putra
Baik Sekali
> 24
> 25
Baik
19 – 23
20 - 24
Cukup
16 – 18
17 - 19
Kurang
13 – 15
15 – 16
Kurang Sekali
< 12
<14

3. Pengukuran Kelincahan Tendangan Pencak Silat.

Untuk Teknik Tendangan Sabit
Tujuan             : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan pencak silat atlet.
Peralatan: 1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
                 2. Meteran
     3. Stop Watch
Petugas: 1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
              2. Pencatat waktu
              3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan :
Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan kedua kaki berada ditengah-tengah garis. Pada saat aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangan sabit kanan dengan melompat, dimana kaki kiri sebagai kaki tumpu berada di sebelah garis kanan, kemudian melakukan sabit kiri dengan kaki kanan sebagai kaki tumpu yang berada  di sebelah garis kiri. Setiap atlet melakukan sebanyak 5 tendangan kaki kanan dan 5 tendangan untuk kaki kiri secepat-cepatnya secara bergantian. Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian sandsack dengan ketinggian 75 cm (putri) dan 100 cm (putra).
Penilaian: Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet






    


Gambar 7. 16. Tes kecepatan tendangan sabit

Untuk Tendangan Samping

Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Kecepatan Tendangan
  pencak silat atlet
Peralatan: 1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
                 2. Meteran
     3. Stop Watch
Petugas: 1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
               2. Pencatat waktu
               3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan: Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan kedua kaki berada ditengah-tengah garis. Pada saat aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangn samping kanan dengan melompat, dimana kaki kiri sebagai kaki tumpu berada di sebelah garis kanan, kemudian melakukan samping kiri dengan kaki kanan sebagai kaki tumpu yang berada  di sebelah garis kiri sebanyak-banyaknya selama 15 detik. Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian sandsack dengan ketinggian 75 cm (putri) dan 100 cm (putra). Jarak antara target dengan target sepanjang 200-210 cm yang berada di sebelah kiri dan kanan pesilat. (lihat gambar)
Penilaian : Skor berdasarkan waktu tercepat penampilan atlet
Formulir Penilaian Kelincahan tendangan.
Nama                          : …………………………………..
Umur                           : …………………………………..
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Teknik Tendangan
Sabit Ka
Sabit Ki
Samping Ka
Samping Ki
Waktu Penampilan 1


-
-
Waktu Penampilan 2


-
-
Waktu Penampilan 3


-
-
Waktu Terbaik


-
-



(Penilai I)                     (Penilai II)                                (Penilai III)


      



Tabel 5. Penilaian Kelincahan Tendangan Ketrampilan Atlet
Katagori
Putri
Putra
Baik Sekali
> 28
> 30
Baik
23 – 27
25 – 29
Cukup
18 – 22
20 – 24
Kurang
14 – 17
15 – 18
Kurang Sekali
< 13
< 14


4. Pengukuran Koordinasi Tendangan Pencak Silat.

Tujuan : Untuk Mengetahui Kemampuan Koordinasi Tendangan
  Dan pukulan pencak silat atlet.
Peralatan: 1. Sandsack (diharapkan 50 Kg)/target (Hand Box)
                 2. Meteran
                 3. Stop Watch
Petugas: 1. Pengukur ketinggian sandsack/target.
              2. Pencatat waktu
              3, Penjaga sandsack
Pelaksanaan: Atlet bersiap-siap berdiri di belakang sandsack/target dengan kedua kaki berada ditengah-tengah garis. Pada saat aba-aba ‘ya’ Atlet melakukan tendangan dan pukulan ke arah sandsack/target pada sasaran bidang setinggi 15 cm, selama 30 detik sebanyak-banyaknya. Pelaksanaan dilakukan 3 kali dan diambil waktu yang terbaik dengan ketinggian sandsack dengan ketinggian 75 cm (putri) dan 100 cm (putra).
Penilaian: Skor berdasarkan jumlah serangan tangan dan kaki selama 30 detik yang mengenai sasaran.

Formulir Penilaian Koordinasi tendangan dan pukulan.
Nama              : …………………………………..
Umur               : …………………………………..
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Penampilan/teknik
Serangan Tangan
Serangan Tungkai/kaki
Penampilan 1


Penampilan 2


Penampilan 3


Jumlah





    



(Penilai I)                     (Penilai II)                                (Penilai III)

Tabel 6. Penilaian Koordinasi Tendangan dan Pukulan Ketrampilan Atlet

Katagori
Putri
Putra
Baik Sekali
> 40
> 50
Baik
35 - 39
 40  -  49
Cukup
29  - 34
36  -  39
Kurang
23  - 28
30  -  35
Kurang Sekali
< 22
< 39